Rabu, November 24, 2010

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengertian
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.
Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan.
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.
Dalam penerapan proses keperawatan terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai lingkaran dinamis seperti berikut:

Berdasarkan uraian diatas, pelayan keperawatan kesehatan komunitas mempunyai ciri sebagai berikut:
·         Merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas.
·         Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
·         Focus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit  (preventif).
·         Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
·         Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam upaya kemandirian klien
·          Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

Tujuan proses keperawatan
·         Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat.
·         Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari asuhan keperawatan adalah:
·         Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
·         Menjami semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.
·         Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
·         Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan
·         Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas harus memiliki ketrampilan dasar tentang epidemiologi penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

Fungsi proses keperawatan komunitas.

·         Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
·         Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
·         Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
·         Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya, sehngga mendapat pelayanan yang cepat agar memepercepat proses penyembuhan.

Langkah – langkah proses keperawatan
1. Pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan.
4. Pelaksanaan.
5. Evaluasi atau penilaian.

Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi factor positis dan negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama – sama dalam komunitas tersebut. Sasaran dari sosialisasi ini adalah tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen dimasyarakat (PKK, karang taruna, dan lainnya). Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah prioritas.

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:
a. Sanders Interactional Framework
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas
Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
(1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
(2) Masyarakat sebagai tempat ( dimensi tempat)
(3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

b. Kliens interactional framework
    a. Masyarakat sebagai system sosial
        (1) Pola komunikasi
        (2) Pengambilan keputusan
        (3) Hubungan dengan system lain
        (4) Batas wilayah
   b. Penduduk dan lingkungannya
        (1) Karakter penduduk (demografi)
        (2) Faktor lingkungan, biologi dan sosial
        (3) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

c. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core)

(1) Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a. Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas
b. Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan
c. Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan
d. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama

(2) Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu
Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas

(3) Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan :
- Hospital
- Praktik swasta
- Puskesmas
- Rumah perawatan
- Pelayanan kesehatan khusus
- Perawatan di rumah
- Counseling support services
- Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:
- Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)
- Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
- Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)
- statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
- Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan


(4) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a. Karakteristik pendapatan keluarga/RT
@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga
% pendapatan kelas bawah
% keluarga mendapat bantuan sosial
% keluarga dengan kepala keluarga wanita
@rata-2 pendapatan perorangan

b. Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
Jumlah kelompok khusus
@ kategori yang bekerja, jml dan %

(5) Keamanan transportasi
a) Keamanan
- Protection service
- Kwalitas udara, air bersih
b) Transportasi (milik pribadi/umum)
(6) Politik & Government
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.Kes

(7) Komunikasi
- Formal
- In formal

(8) Pendidikan
a. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b. Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

(9) Recreation
Menyangkut tempat rekreasi

d. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)
Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data:
- Wawancara atau anamesis.
- Pengamatan.
- Pemeriksaan fisik.
Pengolahan data:
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
- Klasifikasi data atau kategorisasi data.
- Perhitungan prosentase.
- Tabulasi data.
- Intepretasi data.
2. Analisa data
Tujuan analisa data:
- Menetapkan kebutuhan komunitas.
- Menetapkan kekuatan.
- Mengidentifikasi pola respon komunitas.
- Mengidentfikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Data focus yang biasanya muncul:
- Keluhan yang paling banyak dirasakan
- Pola/perilaku yang tidak sehat
- Lingkungan yang tidak sehat
- Pemanfaatan layanan kesehatan yg kurang efektif
- Peran serta masyarakat yg kurang mendukung
- Cakupan target kesh. kurang

Beberapa pilihan untuk menentukan etiologi dari masalah:
Faktor budaya masyarakat
Pengetahuan yang kurang
Sikap masyarakat yang kurang mendukung
Dukungan yang kurang dari pemimpin formal maupun informal
Kurangnya kader kesh. Di masy.
Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
Kurang efektifnya pengorganisasian
Kondisi lingkungan dan geografis yg kurang kondusif
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Kurangnya ketrampilan thd prosedur pencegahan penyakit
Kurangnya ketrampilan thd prosedur perawatan kesehatan
Faktor finansial
Komunikasi/koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif

MODEL KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

DEFINISI :
Model : gambr Deskriftif dr sebuah praktik yg bermutu yg mewakili sesuatu yang nyata.
Model konseftual keperawatan : suatu bentuk yangmemadukan cara pikir dan cara pandang yang merupakan sintesa dari konsep dan pernyataan tentang keperawatan yang terintegrasi dan menyeluruh (Ali z.2000)
Ada tiga komponen dasar dari praktek :
  1. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
  2. Tujuan praktek. ---memberian pelayanan sesuai kebutuhan klien
  3. Pengetahuan dan ketrampilan.----ut mengembangkan upaya tercapai tujuan
Macam –macam Model Konseptual (MK) keperawatan antara lain :
  1. MK Florence Nightingale`s ( 1859)—Environmental Model.
  2. MK H.E Peplau ( 1952 )—Interpersonal Relation in Nursing Model
  3. MK Virginia Hederson ( 1966)—Need Based Model
  4. MK I.J Orlando ( 1972)—The Dynamic Nurse-Patient Relationship .
  5. MK Madeleine Leinenger ( 1978)—Cultural Care Theory
  6. Mk Jean Watson ( 1979) –Theory of Nursing
  7. MK Nola Pender ( 1982)—Health Promotion Model
  8. MK Martha Rogers ( 1970)—The Science of Unitary Human Beings
  9. MK Dorothea Orem ( 1971)—Self Care Model
  10. 10 MK Imogene M. King`s (1971) --- Model Sistem
  11. 11 .MK Betty Neuman ( 1972 )---Health Care System Model
  12. 12 .MK Sr. Callista Roy ( 1976)—Adaptation Model or Nursing
  13. 13. MK Dorothy Johnson (1968)—Model Sistem Tingkah Laku
Diantara model-model yang paling besar aplikasinya pada perawatan kesehatan masyarakat adalah : Model Orem, King, Roy, Neuman,Roger dan Jonhson

MODEL KONSEPTUAL DOROTHEA OREM ( SELF CARE MODEL)
Model perawatan diri sendiri / self care ---tdr dr aktivitas dimana seorang individu melakukan sesuatu utk dirinya dlm mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Kebutuhan dasar menurut Orem :
  1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara,
  2. air,
  3. Makanan
  4. Pemeliharaan proses eliminasi
  5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
  6. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dengan interaksi sosial
  7. Pencegahan resiko pd kehidupan mns dan keadaan sehat manusia
  8. Perkembangan dlm klp sosial sesuai dgn potensi, pengtahuan dan keinginan
-          Self care / pelayanan diri ----- self care agency / fasilitas pelayanan diri
-          Self care dificit / kurang pelayanan diri

“ Jika permintaan Pelayanan diri lebih besar dibandingkan dengan fasilitas pelayanan diri, maka akan timbul deficit pelayanan diri “

Ada tiga macam kebutuhan self care :
  1. Universal---self care utk kebut. Fisiologis dan psikososial.
  2. Developmental--- self care utk pemenuhan kebut. Perkembangannya
  3. Health Deviation---self care yg dibutuhkan saat individu mengalami penyimpangan dari keadaan sehat
Kategori bantuan self care adalah :
  1. Wholly Compensatory—Bantuan scr keseluruhan bagi klien .
  2. Partially Compensatory—Bantuan sebagian yg dibutuhkan klien
  3. Supportive Educative---Dukungan pendidian kesehatan.
MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)
o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .
o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.

King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :
1. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.
2. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.
3. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan

Tujuan akhir perawatan (King`1981)
” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial ”

MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )
Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”
© Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .
© Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)
© Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan
© Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien
© Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu
© Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.
© Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .
© Kekuatan dari model ini adalah :
  1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal
  2. Proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi
  3. fokusnya pada tingkah laku yang adaptaif
  4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial
  5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
© Kekurangan dari model ini adalah :
1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri,fungsi peran saling ketergantungan)
2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yang ada.
MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM MODEL )
© NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten
© Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten
© Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.

MODEL KONSEPTUAL IMOGENE M. KING ( SYSTEM MODEL)
o Komunitas mrp suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .
o Klg sebagai sub sistem komunitas mrp sistem terbuka dimana tjd hub. Timbal balik antara klg dgn komunitas, yg sekaligus sebagai umpan balik.
o King--Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :
1. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan & Perkembangan, body image, jarak dan waktu.
2. Sistem Interpersonal—Mengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan stress.
3. Sistem Sosial –-Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan keputusan
o Tujuan akhir perawatan (King`1981) ” manusia berinteraksi dgn lingk. Yg mengantarkan pd suatu eadaan sehat bagi individu yg memiliki kemampuan ut berfungsi didlm peran-peran sosial

MODEL KONSEPTUAL CALLISTA ROY (ADAPTATION MODEL )
Adl “ Bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.”
© Empat cara mengefektifkan adaptasi adalah (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3) fungsi peran dan (4) saling ketergantungan .
© Proses keperawatan tdr dr : pengkajian tingkat pertama, dan kedua, identifikasi masalah, diagnosa keperawatan, menyusun prioritas, menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)
© Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap –tiap cara adaptif diobservasi dan diuraikan
© Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor – faktor fokal, kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien
© Rangsangan Fokal –menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau kesakitan yang mengenai individu
© Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau lingkungan keluarga.
© Rangsangan Residual – faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .
© Kekuatan dari model ini adalah :
1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal
2. Proses perawatan serupa dgn standart dari pengkajian s.d. evaluasi
3. Fokusnya pada tingkah laku yang adaptif
4. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial
5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
© Kekurangan dari model ini adalah :
1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri, fungsi peran saling ketergantungan)
2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yg ada.

MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN (HEALTH CARE SISTEM )
© NUEMAN memberikan penekanan pada penurunan stress dgn cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel; normal dan resisten
© Sehat adl Suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten
© Askep ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut dengan fokus pada empat intervensi yaitu : Intervensi yang bersifat promosi, prevensi, kuratif dan rehabilitatif.

MODEL KONSEPTUAL MARTHA ROGERS (MANUSIA SBG UNIT/KESATUAN MODEL )
© Mns mrp satu kesatuan yg utuh yg memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
© Mns selalu berinteraksi dgn lingk. Yg saling memepengaruhi dan dipengaruhi, yg berbeda antara individu satu dgn yg lain.
© Proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yg tdr dr Integritas / mns dgn lingk mrp satu kesatuan , Resonansi / mns dgn lingk seirama yg bervariasi, Helicy / interaksi mns dgn lingk akan tyerjadi perubahan baik scr perlahan maupun cepat.
© Pengkajian keluarga meliputi kategori : sub sistem individu, pola interaksi, karakteristik unik dari keseluruhan dan kesesuaian antar lingkungan.
© Kekuatan model ini adalah
1. Penekanan pada konteks total dr jagat raya
2. Penekanan pd efek lingk thd kesh. Seseorang

MODEL DOROTHY JONHSON (MODEL TINGKAH LAKU )
© Seseorang dpt dipandang sbg sebuah sistem tingkah laku seperti tubuh manusia dipandang sbg sebuah sistem biologis
© Sistem tingkah laku tdr dr tujuh subsistem ;
(1) Pencapaian, mrp tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yang kreatif
(2) Perhubungan(afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingk yang adekuat
(3) Penyerangan(agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan
(4) Ketergantungan, sistem perilaku dlm medap[atkan bantuan, kedamaian, keamanan serta               kepercayaan
(5) Eliminasi,pengeluaran sampah yg tdk berguna scr biologis
(6) Ingesti, sumber dlm memelihara integritas serta mencapai kesenangan pencapaian pengakuan lingk.
(7) Seksualitas, pemenuhan kebt. Dicintai dan mencintai

© Tujuan tindk kepert---
Utk memperbaiki, mempertahankan, atau mencapai keseimbangan dan stabilitas sistem tingkah laku pd tingkatan setinggi mungkin pada individu.

© Variabel yg perlu diidentifikasi dari ketidakadekuatan tingkah laku a.l:
1. Insuffisiensi ( ketidakcukupan)----menandakan sub sistem tidak berFX
2. DisCrepancy ( Ketidaksesuaian) --TL tdk mencapai tu7an yg ditetapkan
3. InCompatibilitas (ketidakcocokan)—TL dari dua subsistem terjadi konflik
4. Dominance ( kekuasaan)—TL pd subsistem digunakan lebih banyak dari sub sistem yg lain.

© Empat cara intervensi keperawatan agar TL adekuat :
1. Membatasi atau memberi batasan TL
2. Mempertahankan atau melindungi dari stressor negatif
3. Menghambat atau menekan respons yd tdk efektif
4. Memudahkan atau memberi pemeliharaan dan rangsangan

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Yura dan Walsh ( 1978). “proses keperawatan merupakan inti sari dari keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah ”.
 

Diskripsi dari American Nurses association (ANA) dalam Social Policy Statement (1980) adalah sebagai berikut :

I. Pengumpulan data tentang status kesehatan dari klien adalah sistematika yang kontinu.
    Data dapat diakses, dikomunikasikan dan dicatat.
II. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status kesehatan
III. Rencana Asuhan keperawatan meliputi tujuan –tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
IV. Rencana keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan keperawatan yang ditentukan atau     tindakan     untuk mencapai tujuan yang diturunkan dari diagnosa keperawatan
V. Tindakan keperawatan diberikan untuk partisipasi klien dan peningkatan , pemeliharaan, dan restorasi kesehatan.
VI. Tindakan keperawatan membantu klien untuk memaksimalkan kapasitas kesehatannya.
VII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan perawat
VIII. Kemajuan atau kemunduran klien kearah pencapaian tujuan mengarahkan pengkajian ulang penentuan prioritas ulang, penyususnan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.

STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN

DEFINISI
Standart praktik kepr adl norma atau penegasan ttg mutu pekerjaan seseorang perawat yg dianggap baik, tepat dan benar yg dirumuskan & digunakan sbg pedoman pemberian yan kepwt serta mrp tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat.

Tujuan standart : mnt Ann Gillies (1989) :
 

1. Meningkatkan kualitas askep
2. Menurunkan biaya perawatan yg hrs dikeluarkan; alasannya
    a. Apabila perawat yg telah ditetapkan pd standart setidak- tidaknya kegiatan yg tdk perlu tdk akan terjadi
    b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi
    c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek)
3. Melindungi perawat dr kelalaian dlm melakukan tugas & melindungi klien dr tindakan yg tdk sesuai.

Dasar Hukum Praktik Keperawatan
 

Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :
 

1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan :
a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “
b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny berkewajiban utk mematuhi standart profesi dan menghargai hak pasien “
2. PP No 32 th 1996
a. Pasal 21
Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya berkewajiban
utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.”
Ayat 2 “Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)
ditetapkan oleh menteri.
b. Pasal 22
Bagi tenaga kesh jenis tertentu dlm melakukqan tugas profesinya berkewajiban utk :
1). Menghormati hak pasien
2). Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien
3). Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan yg
akan dilakukan
4). Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan
5). Membuat dan memelihara rekam medis.
c. Pasal 24
Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan yang
melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek keperawatan
Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi standart profesi

SUMBER STANDART
 

1. Organisasi profesi PPNI
a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan
b. 1999 : Standart Praktek Keperawatan Profesional
c. 2001 : Standart asuhan / standart kenierja profesional
2. Undang-Undang / Kepres / PP
a. UU No 23 th. 1992 ttg Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 ttg Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
c. PP No 32 th. 1996 Ttg Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 ttg Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis pelayanan.

MACAM-MACAM STANDART PROFESI KEPERAWATAN
 

Sesuai SK DPP PPNI No 03/DPP/SK/I/1996 : Standart profesi keperawatan terdiri dari :
1. Standart pelayanan keperawatan
2. Standart praktek keperawatan
3. Standart Pendidikan keperawatan
4. Standart pendidikan berkelanjutan.

STANDART PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
 

Menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu



http://akperppnisolojateng.blogspot.com

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Community Health Nursing

Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
    perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
    konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
    masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
    tinggi.

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
    optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan
    (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua
    tingkat pencegahan (levels of prevention).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
    dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja
    dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
    pelayanan keperawatan.

Asuhan Keperawatan
Komunitas

Sintesa praktik kesehatan komunitas & praktik
   keperawatan komunitas
Bertujuan meningkatkan & memelihara kesh
   masy serta peran serta masy dlm melakkukan
   upaya preventif, promotif, dan mempertahankan
   kesehatan.
Memerlukan metode ilmiah 􀃆 Proses
   Keperawatan Komunitas
Pendekatan keluarga binaan dan kelompok
   kerja komunitas.

PENGERTIAN PROSES

Proses adalah suatu rangkaian kegiatan
yang berurutan yang terdiri dari komponenkomponen
yang saling terkait, berhubungan,
dinamis dalam rangka mencapai tujuan
tertentu

PENGERTIAN KEPERAWATAN

Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yg merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yg mencakup
seluruh proses kehidupan.


PROSES KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah metode
yang sistematis untuk mengkaji respon
manusia terhadap masalah kesehatan dan
membuat rencana keperawatan yang
bertujuan mengatasi masalah tersebut (CV
Allen, 1991)

Proses Keperawatan
Komunitas

Metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien,
keluarga serta kelompok atau masyarakat
melalui langkah-langkah: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.

Dalam penerapan proses keperawatan terjadi proses alih
peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran)
secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai
kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah
kesehatan.


CIRI KEPERAWATAN KOMUNITAS

􀂉 Perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan
    kesehatan komunitas
􀂉 Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan
    (continuity of care)
􀂉 Focus pelayanan pada upaya promotif dan preventif.
􀂉 Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan
    komunitas kepada klien (individu, keluarga, kelompok,
    masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
􀂉 Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan
    masyarakat dalam upaya kemandirian klien.
􀂉 Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain
    dan masyarakat.


TUJUAN PROSES
KEPERAWATAN

Agar diperoleh asuhan keperawatan
komunitas yang bermutu, efektif dan efisien
sesuai dengan permasalahan yang terjadi
pada masyarakat.
Agar pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas dapat dilakukan secara
sistematis, dinamis, berkelanjutan dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

TUJUAN DARI ASUHAN
KEPERAWATAN

􀂾 Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada
    semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan
    sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
􀂾 Menjami semua bantuan diarahkan untuk memenuhi
    kebutuhan klien.
􀂾 Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan
    asuhan keperawatan.
􀂾 Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua
    anggota tim kesehatan.
􀂾 Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat
    kesehatan komunitas harus memiliki ketrampilan dasar
    tentang epidemiologi penelitian, pengajaran, organisasi
    masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

Anderson (1988),
Sasaran:

1. Individu, peran caregiver kepada individu
    dg masalah kesh tertentu;
2. Keluarga, keluarga dg anggota keluarga
    yg memp. masalah kesh. sesuai tugas
    keluarga.
3. Komunitas, orientasi individu dan
    keluarga sebagai suatu kesatuan dalam
    komunitas.


FUNGSI PROSES KEPERAWATAN
KOMUNITAS.

􀂙 Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi
    tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
    memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
􀂙 Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
    optimal sesuai dengan kebutuhannya.
􀂙 Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
    pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien
    serta melibatkan peran serta masyarakat.
􀂙 Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat
    berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya,
    sehngga mendapat pelayanan yang cepat agar
    memepercepat proses penyembuhan.

Teori Betty Neuman

Komunitas dilihat sebagai klien 􀃆
   dipengaruhi:
1. Komunitas sebagai Klien
2. Penggunaan Proses Keperawatan sebagai
    Pendekatan


Langkah Langkah

1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi atau penilaian

Pengkajian

􀂃 Pengkajian keperawatan komunitas
    merupakan suatu proses tindakan untuk
    mengenal komunitas.
􀂃 Mengidentifikasi faktor positif dan negatif
    yang berbenturan dengan masalah
    kesehatan dari masyarakat hingga sumber
    daya yang dimiliki komunitas dengan
    tujuan merancang strategi promosi
    kesehatan.

Pengkajian

􀂃 Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan
    sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas
    serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama –
    sama dalam komunitas tersebut.
􀂃 Sasaran dari sosialisasi ini adalah tokoh masyarakat
    baik formal maupun non formal, kader masyarakat, serta
    perwakilan dari tiap elemen dimasyarakat (PKK, karang
    taruna, dan lainnya).
􀂃 Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan
    yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,
    analisis data, perumusan atau penentuan masalah
    prioritas.

PENGKAJIAN

o Kumpulan individu/ keluarga di komunitas
    merupakan “Core“ dari asuhan
    keperawatan komunitas
o Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan
   dan riwayat individu termasuk riwayat
   kesehatannya, serta dipengaruhi pula oleh
   delapan sub sistem: fisik dan lingkungan
   perumahan, pendidikan , keselamatan dan
   transportasi, politik dan kebijakan
   pemerintah, kesehatan dan pelayanan
   sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.


PENGKAJIAN

Semua aspek tersebut perlu dikaji melalui
pengamatan langsung ke masyarakat
dengan klien (Winshield survey) di mana
perawat komunitas melakukan
pengamatan dengan berkeliling wilayah
dan menggunakan semua panca indranya
dalam melakukan observasi, ditunjang
pula dengan data statistik wilayah dan
hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat dan kader kesehatan.

Data inti :

1) Usia yang berisiko
2) Pendidikan
3) Jenis kelamin
4) Pekerjaan
5) Agama
6) Keyakinan
7) Nilai – nilai
8) Riwayat komunitas, yang dapat merupakan
    stressor timbulnya gangguan


Data Subsistem

1. Physical Environment
Perumahan yang dihuni penduduk, apakah penerangan, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk
2. Education
(Status pendidikan, sarana pendidikan) apakah dapat digunakan untuk
peningkatan pengetahuan
3. Safety & Transportation
(Pelayanan perlindungan: kebakaran, polisi, sanitasi; Transportasi : berupa
jalan dan sarana angkutan ) di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak
menimbulkan stress
4. Politics & Government
Politik dan kebijakan pemerintah ( tingkat RT, RW, Lurah, Camat dan lainlain) apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan
5. Health & Social Services
( PKK, Karang taruna, panti , LKMD, Posyandu dan lain-lain ) apakah
tersedia untuk melakukan deteksi dini pada gangguan / merawat /
memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6. Communication
(Formal : koran, radio, TV ; informal : papan pengumuman, poster dan
sebagainya )apakah sarana komunikasi dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan kesehatan, misalnya televisi, radio, koran, leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
7. Economics
tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR ( Upah Minimum Regional / individu/ bulan ) dibawah atau
diatas sehingga upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
8. Recreation
apakah tersedia sarana , kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk mengurangi stress


Langkah pengkajian :

a. Mengumpulkan data primer
b. Mengumpulkan data sekunder:
c. Membahas data yang terkumpul

Mengumpulkan data

Primer

Wawancara
Masyarakat
Tokoh masyarakat
Kader
Aparat kelurahan / desa
Pemerintah Daerah setempat

Observasi
Norma
Nilai
Keyakinan
Struktur kekuatan
Proses penyelesaian masalah
Dinamika kelompok masyarakat
Pola komunikasi
Situasi/ kondisi lingkungan wilayah

Rembug desa dan atau survey mawas diri bersama masyarakat
Melakukan pengukuran langsung data kesehatan masyarakat


Mengumpulkan data sekunder

Dilakukan dengan cara mencatat data dan
informasi dari sumber yang relevan untuk
wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.misalnya catatan kelahiran,
kematian, cakupan pelayanan.

Membahas data yang terkumpul
Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya
mini atau pertemuan khusus pada forum
koordinasi. Melalui pembahasan ini
dirumuskan masalah serta mencari
penyebabnya.


2. Analisa Data

Tujuan :

- menetapkan kebutuhan komuniti
- Menetapkan kekuatan
- Mengidentifikasi pola respon kesehatan
- Mengidentifikasi kecenderungan
   penggunaan pelayanan kesehatan

Data dikelompokkan dan dianalisis 􀃆 stressor
   yg mengancam masyarakat reaksi yg timbul
   pada masyarakat.
Disusun diagnosis keperawatan terdiri masalah
   kesehatan, karakteristik populasi, karakteristik
   lingkungan
Dirumuskan dalam PES
ex.
Risiko gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh pada komunitas di RW 02 Kelurahan
Guntung Payung yang berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Cara mengkategorikan data :
- Karakteristik demografi
- Karakteristik geografi
- Karakteristik sosial – ekonomi
- Pelayanan dan Sumber kesehatan

Contoh Diagnosa Keperawatan

Incomplete immunization status of children at
temple elementary
Inadequate communication between parents
and school’s staff
School health records at temple elementary
Potensial terjadi diare di RW 01

ANALISA DATA
KOMUNITAS

NO
DATA
MASALAH




PRIORITAS MASALAH
KOMUNITAS

NO
MK
A
B
C
D
E
F
G
KETERSEDIAAN SUMBER
H
I
J
K
L















A. Sesuai dg. peran CHN
B. Sesuai dg. prog. Pemerintah
C. Sesuai dg. Intervensi pendkes
D. Risiko terjadi
E. Risiko parah
F. Minat masyarakat
G. Kemudahan untuk diintervensi
H. Tempat
I. Dana
J. Waktu
K. Fasilitas
L. Petugas

d. Perencanaan

Tahapan pengembangan masyarakat:
1. persiapan, penentuan prioritas daerah
2. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
3. Tahap diklat
4. Tahap kepemimpinan
5. Koordinasi intersektoral
6. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

Implementasi

Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
Bantuan mengatasi masalah kurang
   nutrisi, mempertahankan kondisi
   seimbang, meningkatkan kesehatan
Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
   untuk mencegah kurang gizi
Advokat komunitas.

Fokus Praktik

1. Pencegahan primer, pencegahan sebelum
    sakit;
2. Pencegahan sekunder, dilakukan pada
    saat terjadinya perubahan derajat
    kesehatan;
3. Pencegahan tersier, menekankan
    pengembalian individu pd tingkat
    berfungsinya secara optimal.

Evaluasi

Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur,
proses, hasil.
Fokus:
1. Relevansi antara kenyataan dengan target
2. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan,
    peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
3. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
4. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat
    puas.
5. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.

Proses Evaluasi

1. Menilai respon verbal dan nonverbal
2. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk
    ke RS