- stupor
- hiperventilasi
- muntah
- penurunan pengeluaran urine
- tekanan darah tak stabil
•Tubuh menghadapi dua tantangan nutrisional yang berbeda setiap harinya :
- Penyimpanannutrien : Terjadi karena nutrien yang dicerna diabsorsi dari saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat.dalam keadaan kegiatan kehidupan sehari – hari yang lazim absorbsi glukosa secara kasar memerlukan 3 jam setelah selesai makan,atau kira – kira sepertiga dari 24 jam.sebagian jaringan menggunakan nutrien cukup konstan terutama untuk energi ,selama 24 jam. Penyimpanan nutrien dalam fase makan dari nutrisi disebut sebagai anabo
- pelepasannutriendaritempatpenyimpanan : Setelah nutrien disimpan tugas selanjutnya adalah memberi makan jaringan dari nutrien yang disimpan .bila pelepasan nutrien tidak terkontrol baik mekanisme konsumsi maupun eskresi menjadi melimpah ,nutrien menumpuk dalam cairan ekstraseluler ,mengganggu lingkungan fisiokimia yang memelihara setiap sel ,mengarah pada malfungsi fisiologis ,gejala – gejala dan akhirnya kematian.
•Otak hampir tergantung sepenuhnya pada glukosa untuk suplai energinya.
•Berbeda dari kebayakan organ lain yang dapat dengan mudah beralih kepada asam lemak bebas rantai panjang
•Otak orang dewasa hampir tidak menyimpan glukosa, tetapi tergantung pada suplai glukosa dari darah.
•Itulah sebabnya munculnya disfungsi serebral sangat cepat ketika gula darah turun drastis.
•Otak membutuhkan glukosa secara terus menerus 5 gr / jam.
•Tanpa suplai glukosa fungsi otak akan terhenti beberap menit.
•Otak dapat menggunakan satu jenis sumber energi lain yaitu badan keton.
•Zat ini dihasilkan didalam tubuh dari simpanan lemak sendiri sebagai bahan bakar darurat.
KETOASIDOSIS DIABETIK
•Merupakan suatu akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai dengan gangguan metabolisme protein karboidrat dan lemak.
•Keadaan ini kadang disebut sebagai status akselerasi puasa .
•Merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.
•Terjadi pada pasien yang benar – benar mengalami kehilangan kapasitas eksresi insulin tanpa adanya faktor pencetus.
Ketoasidosis dapat disebabkan oleh salah satu hal berikut :
1.Infeksi.
2.Stres fisik dan emosional.
3.Menolak terapi insulin.
•Komplikasi pengenceran yang cepat dari protein plasma selama penginfusan salin menurunkan tekanan osmotik plasma.
•Penurunan tek osmotik menyebabkan kebocoran cairan keluar spasium vaskular melalui dinding kapiler dan dicurigai mempengaruhi terjadinya edema pulmonal atau edema serebral pada sebagian pasien terutama anak dan lansia.
Pemantauan teratur selama 24 – 36 jam pertama terhadap tanda – tanda edema pulmonal :
•Batuk memburuk
•Sputum banyak
•Dispnea
•Sianosis
•Rales
•Gagal bangun dari stupor atau koma
•Penggantian lebih lanjut:pada fase ini pantau temuan – temuan yang menunjukkan penipisan volume
•Tinjau riwayat kesehatan, intensitas, dan lamanya gejala – gejala, jumlah masukan oral, adanya kehilangan cairan lain ( muntah ).
•Catat kehilangan bb yang signifikan ,turgor ( kadang sampai terjadi pelunakan konsistensi bola mata pada pasien yang mengalami dehidrasi berat ), takikardi, keringat berkurang ,oliguria, anuria, hipotensi postural.
•Penggantian volume penting untuk :
1.Memulihkan integritas sirkulasi
2.Mengatasi hiperglikemia
3.Mencegah hiperkalemia
4.Mengurangi asidosis laktat.
•PRINSIP PEMBERIAN INSULIN
1.Berikan insulin melalui intravena pada pasien ketoasidosis diabetik untuk meminimalkan trauma karena penyuntikan yang berulang
2.Gunakan hanya insulin manusia reguler dalam infusan insulin intravena, karena insulin ini kurang antigenik dibanding insulin hewan ( sapi atau babi ).
3.Absorpsi insulin pada plabot infus telah diperagakan, walaupun ada ketidaksetujuan tentang meluasnya efek pemberian insulin. Oleh sebab itu, untuk mensaturasi semua tempat “absorpsi” insulin, infus insulin harus mengandung sedikitnya 25 unit dalam 500 ml normal salin, dan seluruh peralatan harus di bilas dengan sedikitnya 50 ml larutan sebelum menginfus pasien.
4.Berikan infus insulin menggunakan pompa infus intravena.
5.Jika kadar glukosa darah mencapai 250 ml /dl, cairan infus harus diganti dengan cairan yang mengandung glukosa.
6.Perubahan gula darah dan status klinis mengindikasikansecara jelas adanya respon positif terhadap terapi insulin dan penggantian cairan. Namun jika gula darah tidak turun dan tekanan darah dan haluaran urine tidak distabilkan, maka terapi insulin dan /atau terapi penggantian cairan yang diberikan kemungkinan tidak adekuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar